Mengaku Beriman, Tapi Jadi Followers Iblis. Habib Jafar Menjawab Seberapa Firaun-kah kita?

- 21 September 2022, 10:46 WIB
Habib Jafar.
Habib Jafar. /Instagram/@husen_hadar

PURWAKARTA TALK – Dalam Al Quran banyak dijelaskan tentang sejarah Firaun seperti yang dijelaskan Habib Husein Jafar Al Hadar atau akrab disapa Habib Jafar.

Kita semua pasti sudah mengenal kisah Firaun, meskipun tidak pernah hidup di masanya.

Di Surat Yunus ayat 72, Allah tegaskan bahwa, Allah sengaja selamatkan jasad Firaun untuk menjadi pelajaran bagi generasi setelahnya.

Lalu, ditutup ayat itu dengan peringatan agar kita jangan pernah lengah mengambil pelajaran dari Firaun, tujuannya supaya kita memastikan diri tidak mewarisi sifat Firaun sedikitpun.

Baca Juga: Kronologi Lengkap Pembunuhan Seorang Ibu di Purwakarta yang Dibacok Anaknya

Firaun adalah simbol kebiadaban yang secara detail dijelaskan sifat-sifatnya dalam Al Quran. Berikut sifat-sifat Firaun yang perlu kita waspadai.

1. Sombong

“Dari (siksaan) Firaun, sungguh, dia itu orang yang sombong, termasuk orang-orang yang melampaui batas. dari siksaan Fir'aun dan bala tentaranya” (Q.S. Ad Dukhan:31).

Begitu kentalnya sifat ini dalam diri Firaun sehingga dalam bahasa arab kata ‘tafar’ana’ yang artinya mem-firaun-kan diri disinonimkan dengan kata ‘takabbara’ artinya menyombongkan diri.

2. Memperbudak

“Maka (Firaun) dengan perkataan itu telah mempengaruhi kaumnya, sehingga mereka patuh kepadanya. Sungguh, mereka adalah kaum yang fasik” (Q.S. Az Zukhruf:54).

Contoh yang sering ada di zaman sekarang adalah senioritas yang memperbudak, bos yang menindas, kakak yang mengusik adiknya, dan suami yang menjajah istri atau sebaliknya.

Baca Juga: Geger! Seorang Anak di Purwakarta Tega Gorok Leher Ibu Kandung Sendiri Hingga Tewas

3. Memecah belah

“Sungguh, Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dia menindas segolongan dari mereka (Bani Israil), dia menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak perempuan mereka. Sungguh, dia (Firaun) termasuk orang yang berbuat kerusakan” (Q.S. Al Qasas:4).

Pemimpin yang sering memecah belah rakyatnya hingga bertikai, mungkin dia telah mewarisi sifat Firaun.

Adapun akhlak Nabi Muhammad adalah mempersatukan yang terbelah, bukan memecah belah.

4. Tidak mau mendengar pendapat orang lain

“Wahai kaumku! Pada hari ini kerajaan ada padamu dengan berkuasa di bumi, tetapi siapa yang akan menolong kita dari azab Allah jika (azab itu) menimpa kita?” Firaun berkata, “Aku hanya mengemukakan kepadamu, apa yang aku pandang baik; dan aku hanya menunjukkan kepadamu jalan yang benar” (Q.S. Ghafir:29).

Baca Juga: Pertamina Dapat Pesan Menohok dari Hacker DESORDEN, Kami Tidak Tertarik Dengan Sistem Siber Indonesia yang Beg

Firaun hanya memandang dirinya yang paling benar. Apa yang menurutnya benar, itulah kebenaran sejati. Menurut selain dirinya, pasti salah.

5. Percaya kepada sihir

“Dan para pesihir datang kepada Firaun. Mereka berkata, “(Apakah) kami akan mendapat imbalan, jika kami menang?” Firaun pun mengikuti saran tersebut dan menangguhkan persoalan Nabi Musa dan Nabi Harun, sambil mengumpulkan para pesihir yang pandai di negeri itu” (Q.S. Al A’raf:113).

“Firaun menjawab pertanyaan mereka itu, "Ya kamu akan mendapat upah yang besar, dan di samping itu kamu akan menjadi orang-orang yang dekat dengan kami, sehingga kamu akan memperoleh pangkat dan harta benda yang akan memberikan kenikmatan dan kebahagiaan bagimu" (Q.S. Al A’raf:114).

Baca Juga: Netizen Indonesia Buat Gaduh, Breached Forums Kirim Pesan Untuk Membernya yang Mencari Bjorka

Sesuatu yang aneh, dia mengaku sebagai Tuhan, tapi percaya kepada sihir. Maka jika ada seorang muslim yang berlindung dan percaya kepada sihir, dia telah mewarisi sifat Firaun.

Dalam kehidupan sehari-hari, secara diam-diam, terang-terangan, sadar, atau tidak sadar, kita justru meneladani sifat Firaun, padahal kita merupakan umat Nabi Muhammad.

Firaun telah dijadikan pelajaran oleh Allah, agar kesalahan, kebodohan, kesesatan, dan kekhilafan di masa lalu tidak kita ulangi.

Jadi, jika kita mengaku beriman, tapi masih mem-follow Iblis dan Firaun, masih pantaskah kita disebut umat Nabi Muhammad?***

Editor: Abdul Muit


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x