Firaun hanya memandang dirinya yang paling benar. Apa yang menurutnya benar, itulah kebenaran sejati. Menurut selain dirinya, pasti salah.
5. Percaya kepada sihir
“Dan para pesihir datang kepada Firaun. Mereka berkata, “(Apakah) kami akan mendapat imbalan, jika kami menang?” Firaun pun mengikuti saran tersebut dan menangguhkan persoalan Nabi Musa dan Nabi Harun, sambil mengumpulkan para pesihir yang pandai di negeri itu” (Q.S. Al A’raf:113).
“Firaun menjawab pertanyaan mereka itu, "Ya kamu akan mendapat upah yang besar, dan di samping itu kamu akan menjadi orang-orang yang dekat dengan kami, sehingga kamu akan memperoleh pangkat dan harta benda yang akan memberikan kenikmatan dan kebahagiaan bagimu" (Q.S. Al A’raf:114).
Baca Juga: Netizen Indonesia Buat Gaduh, Breached Forums Kirim Pesan Untuk Membernya yang Mencari Bjorka
Sesuatu yang aneh, dia mengaku sebagai Tuhan, tapi percaya kepada sihir. Maka jika ada seorang muslim yang berlindung dan percaya kepada sihir, dia telah mewarisi sifat Firaun.
Dalam kehidupan sehari-hari, secara diam-diam, terang-terangan, sadar, atau tidak sadar, kita justru meneladani sifat Firaun, padahal kita merupakan umat Nabi Muhammad.
Firaun telah dijadikan pelajaran oleh Allah, agar kesalahan, kebodohan, kesesatan, dan kekhilafan di masa lalu tidak kita ulangi.
Jadi, jika kita mengaku beriman, tapi masih mem-follow Iblis dan Firaun, masih pantaskah kita disebut umat Nabi Muhammad?***