Sekilas Sejarah Kampung Sate Maranggi Plered, Kuliner Khas Purwakarta yang Dibuat Nyaman Dedi Mulyadi

- 27 April 2024, 10:13 WIB
Sate maranggi
Sate maranggi /Rinaldy Subagja / Tim PurwakartaNews.com/

PR PURWAKARTA - Kampung Maranggi sudah ada sejak tahun 1994 di Plered, awal mulanya para pedagang Sate Maranggi berjualan di pinggir jalan jalur jakarta-bandung sebelum adanya jalan tol. Mereka memadati setiap pinggiran jalan tersebut, hal itu menjadikan pengendara yang lewat beristirahat di lapak mereka.

Menurut Mang Jaenal salahsatu pegagang yang berjualan Sate Maranggi di Kampung Maranggi, semenjak adanya jalan tol para pengunjung mulai berkurang.

Mereka pedagang maranggi mulai membuat lapak baru, bebrapa pedagang pindah ke jalan depan alun-alun kecamatan Plered. Sebagian di pinngir jalan sebelum arah Plered. Dan tak beraturannya lapak Sate Maranggi membuat macet di sekitar jalan alun-alun Plered.

Baca Juga: Begini Cara Kirim Video HD di WhatsApp Untuk Android dan iPhone

Oleh karena itu, Pemda Purwakarta pada saat Bupati Dedi Mulyadi berinisiatif untuk membuatkan tempat bagi mereka agar pedagang Sate Maranggi bisa berjualan dengan tertib dan tidak membuat keadaan macet lagi. Lapak ini juga diberikan secara gratis kepada pedagang tanpa harus membayar sewa tempat.

Hampir delapan puluh persen yang berdagang di Kampung Maranggi merupakan orang Plered asli. Mereka sudah berjualan sebelum kampung ini di dirikan.

Rata-rata para pedagang merupakan keluarga atau saudara yang sama-sama berjualan Sate Maranggi. Mereka juga saling membantu satu sama lain, dan tentunya bersaing secara sehat. Dalam pengelolaannya, mayarakat Kampung Maranggi membentuk sistem organisasi yang bernama “Paguyuban Sate Maranggi Plered”.

Baca Juga: Kenali 5 Fitur WhatsApp Business yang Berguna untuk Meningkatkan Penjualan Anda

Paguyuban ini dibentuk agar pengelolaan Kampung Maranngi bisa berjalan dengan baik. Dengan wadah ini pun para pedagang bisa bermusyawarah jika terjadi permasalahan dilapangan. Komitmen yang kuat terdapat di setiap anggota paguyuban, itu sebabnya kerukanan pedagang sangat tinggi sekali disini.

Halaman:

Editor: Abdul Mu'it

Sumber: Purwakartanews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x