Refleksi Ekonomi 2021, Puteri Komarudin Optimis Ekonomi Indonesia Semakin Membaik

30 Desember 2021, 14:57 WIB
Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin. /


PURWAKARTA TALK - Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin mengaku optimis dan semakin membaik capaian ekonomi Indonesia di tengah dinamika pandemi Covid-19.

Menurutnya, Hal ini tidak  terlepas dari sinergi bersama antara DPR, pemerintah, industri, bersama seluruh lapisan masyarakat.

“Torehan ini menjadi bukti keberhasilan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) yang digawangi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bapak Airlangga
Hartarto yang sejak awal berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi agar tetap berjalan beriringan. Bahkan, pada kuartal II-2021 Indonesia telah mampu keluar dari perangkap resesi ekonomi. Kami optimis tren pemulihan ekonomi ini akan terus berlanjut ke depan,” ujar Puteri, kepada Purwakarta Pikiran Rakyat, pada Kamis 30 Desember 2021.

Baca Juga: Ini Imbauan Kapolres Purwakarta Untuk Warga Saat Perayaan Malam Tahun Baru

Baca Juga: Ini Besaran UMK Purwakarta Tahun 2022

Dia mengungkapkan, Badan Pengelola Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan perbaikan sejak awal tahun 2021. Pada kuartal I-2021, pertumbuhan ekonomi masih berada di zona negatif, yaitu minus 0,71 persen (yoy).

Namun, pada kuartal berikutnya pertumbuhan ekonomi telah memasuki zona positif dengan tumbuh 7,07 persen (yoy) yang sekaligus mengakhiri resesi ekonomi sejak beberapa kuartal
sebelumnya.

Tetapi, capaian ini kembali terkoreksi menjadi 3,51 persen (yoy) akibat kebijakan PPKM seiring merebaknya varian delta pada kuartal III-2021.

Baca Juga: Fenomena Bulan Terbelah dan Keutamaan Nabi Muhammad SAW

“Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diramu KPC-PEN menopang dengan baik terlaksananya berbagai program penanganan kesehatan, seperti Vaksinasi COVID-19. Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diramu KPC-PEN bertujuan menyangga konsumsi masyarakat lewat berbagai jenis bantuan sosial, seperti kartu sembako, PKH, kartu prakerja, diskon listrik.

Untuk program PEN juga menjadi stimulus untuk dunia usaha dan UMKM, misalnya relaksasi PPnBM untuk kendaraan bermotor dan properti, subsidi bunga KUR, maupun penjaminan kredit. Beragam stimulus ini tentu penting untuk jaga keberlangsungan ekonomi dan pengendalian pandemi," sambungnya menjelaskan.

Baca Juga: 5 Penyebab Munculnya Jerawat dan Cara Mengatasinya

Lebih lanjut dia memaparkan, pemerintah pun memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2021 diprediksi mencapai lebih dari 5 persen. Sehingga, secara keseluruhan ekonomi Indonesia akan mencapai 3,5-4 persen.

Capaian positif ini diperkirakan masih akan terus berlanjut hingga tahun 2022 dengan target pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,2 persen.

“Saat ini kita dihadapkan dengan varian omicron yang berpotensi mendisrupsi kinerja perekonomian nasional. Untuk itu, kita tidak boleh lengah dan tetap harus waspada. Pemerintah telah memiliki pengalaman dalam menangani varian delta, tentu ini harus menjadi panduan untuk menghadapi berbagai varian baru yang mungkin akan muncul. Misalnya, pelaksanaan vaksinasi untuk dosis ketiga dan antisipasi dampak pembatasan aktivitas terhadap perekonomian,” jelasnya.

Baca Juga: Bupati Karawang Resmikan Jembatan KW 6, yang Nilai Pembangunanya Capai Rp10 Miliar

Perempuan yang juga menjabat Ketua Bidang Keuangan dan Pasar Modal DPP Partai Golkar ini mengimbau, pemerintah beserta Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk mengantisipasi berbagai risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian target pertumbuhan tahun 2022.

“Tantangan ke depan bukan hanya dari munculnya varian baru pandemi. Tetapi kita juga dihadapkan dengan risiko-risiko lain, seperti kebijakan pengetatan moneter (tapering off) dari negara maju yang
berpotensi mempengaruhi stabilitas keuangan domestik. Belum lagi krisis keuangan yang menimpa perusahaan properti raksasa Tiongkok yang juga bisa memicu sentimen global. Beberapa tantangan Ini harus disiapkan exit policy melalui bauran kebijakan dari moneter, fiskal, perbankan sehingga pertumbuhan ekonomi kian solid,” pungkasnya.***

Editor: Abdul Muit

Tags

Terkini

Terpopuler