Kafarat Puasa Ramadhan, Jenis dan Tata Cara Membayarnya

- 3 Mei 2022, 06:30 WIB
Jenis Kafarat, Termasuk Denda Hubungan Suami Istri saat puasa Ramadhan. /Pixabay
Jenis Kafarat, Termasuk Denda Hubungan Suami Istri saat puasa Ramadhan. /Pixabay /

PURWAKARTA TALK - Puasa Ramadhan telah diatur sedemikian rupa, termasuk untuk orang yang meninggalkannya.

Selain urusan qodho dan membayar fidyah, terdapat pula urusan kafarat, yang mana adalah denda yang dikenakan atas seseorang.

Menyadur majalah An-Nashihah, terdapat tiga syarat yang memenuhi unsur pelanggaran sehingga harus membayar denda kafarat.

Baca Juga: Berbagi Angpau di Hari Lebaran Idul Fitri, Ini Pandangan Hukum Islam

Pertama, melakukan hubungan suami istri, kedua melakukannya di siang hari Ramadhan, ketiga melaukannya dalam keadaan berpuasa.

Perkara ini dikecualikan jika, melakukan hubungan tersebut di malam hari dan di luar Ramadhan. Lalu, jika melakukan hubungan di bulan Ramadhan tersebut dalam keadaan tidak berpuasa. 

Menurut pendapat yang paling kuat di kalangan ulama bahwa dikenakan kafarat atas istri jika ia mengajak atau taat pada suaminya dengan kemauannya sendiri untuk melakukan hubungan intim.

Tata cara membayar kafarat

Seseorang membayar kafarat adalah dengan memilih salah satu dari tiga jenis kafarat
berikut ini secara berurut sesuai kemampuannya :

  1. Membebaskan budak. Tidak ada perbedaaan antara budak kafir dengan budak muslim menurut pendapat yang paling kuat.
  2. Berpuasa dua bulan berturut-turut tanpa terputus. Dan jumhur ulama mensyaratkan agar
    dua bulan ini jangan terputus dengan bulan Ramadhan dan hari-hari yang terlarang berpuasa padanya yaitu hari ‘Idul Fitri, ‘Idul Adha dan hari-hari tasyriq. Dan apabila ia berpuasa kurang dari dua bulan maka belumlah dianggap membayar kafarat.
  3. Memberi makan 60 orang miskin dengan sesuatu yang dianggap makanan dalam kebiasaan kebanyakan manusia. Kadar makanan untuk setiap orang miskin sebanyak satu mud yaitu sebanyak dua telapak tangan orang biasa.

Baca Juga: Intip Kebersamaan Bupati Purwakarta di Hari Idul Fitri, Warganet: Foto Bareng Keluarganya Mana

Selain melaukan tidak hal di atas, maka tidak sah seseorang sehingga dianggap telah membayar kafarat.

Apabila kemampuan membayarnya belum siap, kewajiban tersebut tidak hilang hingga orang tersebut mampu membayarnya.

Hal ini sebagaimana hadisr Abu Hurairah riwayat Al-Bukhary dan Muslim :

Seorang lelaki datang kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam lalu berkata : “Saya telah binasa wahai Rasulullah, beliau berkata : “Apakah yang membuatmu binasa,? ia berkata : “Saya telah menggauli (hubungan intim dengan) istriku dalam (bulan) Ramadhan {padahal saya sedang berpuasa}.”

"Maka beliau bersabda : “Apakah engkau mampu membebaskan budak ?” , ia berkata : “Tidak.”, beliau bertanya : “Apakah kamu mampu berpuasa dua bulan berturut-turut ?”, ia berkata : “Tidak.”, beliau bertanya : “Apakah kamu mampu untuk memberi makan enam puluh orang miskin ?” ia berkata : “Tidak.” Lalu iapun duduk."

Baca Juga: Hiburan Lebaran 2022 Emoji Mix Emoji Mic, Main Gratis di Emojible

"Kemudian dibawakan kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam satu ‘araq (tempat yang sekurang-kurangnya dapat memuat 60 mud,-pent.) berisi korma, maka beliau berkata kepadanya : “Bershadaqahlah engkau dengan ini.”, ia berkata : “(Apakah) diberikan kepada orang lebih fakir dari kami?, tidak ada antara dua bukit Madinah keluarga yang lebih fakir dari kami.” Maka tertawalah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam hingga nampak gigi taring beliau kemudian beliau berkata : “Pergilah dan beri makan keluargamu dengannya.

Editor: Abdul Muit


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah