Ketua Repdem Ingatkan Ketua DPC PDIP Purwakarta Jangan Anggap Remeh Mosi Tidak Percaya dari 12 PAC

16 Maret 2024, 09:59 WIB
Repdem Purwakarta ingatkan ketua DPC PDIP. /

PR PURWAKARTA - Ketua DPC Repdem Kabupaten Purwakarta, Asep Yadi Rudiana mengingatkan kepada Ketua DPC PDIP Purwakarta agar tidak menganggap remeh terkait Mosi tidak percaya yang digulirkan 12 PAC PDIP terhadap kepemimpinannya.

Jika dikalkulasikan, kata Asep, sekitar 70 persen PAC, tentu harus ditanggapi secara serius oleh Ketua DPC dan ada tindak lanjut dari pengurus diatas DPC dalam hal ini DPD dan DPP partai.

"Momentum menjelang Pilkada ini, seharusnya Ketua DPC melakukan konsolidasi, merangkul para pejuang partai di akar rumput bukan asyik menari di atas panggung. Apalagi kalau menarinya dengan irama musik orang lain," kata Asep Bentar, sapaan akrab ketua sayap partai itu biasa disapa.

Baca Juga: Megawati Diminta Evaluasi Ketua DPC PDIP Purwakarta, Diduga Gelapkan Dana Operasional Pemilu

Namun demikian, papar Asep Bentar, apakah DPD dan DPP mau menanggapi? Pasalnya, sekarang unsur-unsur di elit partai sedang sibuk dengan detik-detik akhir perhitungan suara yang diduga banyak masalah sehingga bisa berujung hak angket.

"Tapi kalau DPD dan DPP sudah selesai dengan urusan Pilpres dan Pileg, maka kelihatannya aspirasi dari kawan-kawan PAC ini tidak bisa diabaikan. Karena mereka menginginkan pengelolaan partai yang profesional agar PDIP Purwakarta menjadi partai modern dan punya daya saing," katanya.

Ia juga mengungkapkan, bahwa hasil Pileg dan Pilpres yang diraih PDIP di Purwakarta, tidak berdiri sendiri, tapi ujung dari sebuah proses. Salah satu unsur dari sebuah proses tadi tentu saja adalah tata kelola partai yang transparan dan akuntable dalam segala aspeknya.

Baca Juga: Ketua Panwascam Sukatani Purwakarta Angkat Bicara Soal Ramai Pemberitaan KPPS, Namanya Dicatut?

Menurutnya, di era modern sekarang ini, sudah tidak laku lagi model kepemimpinan yang single fighter alias kumaha aing. Mengapa dalam organisasi apapun harus ada struktur dilengkapi dengan tugas pokok dan fungsi masing masing jabatan. Ya untuk menghindari kepemimpinan otoriter.

"Pemimpin yang tipikal _one man show,_ selain mengebiri potensi yang dimiliki pengurus lain sekaligus mengingkari kesepakatan di internal partai mengenai tugas pokok dan fungsi masing-masing," ujarnya.

Baca Juga: Selama 14 Hari Kedepan, Polres Purwakarta Gelar Operasi Keselamatan Lodaya

Yang paling berbahaya dari model kepemimpinan 'one man show' katadia, seolah memberi dua pilihan kepada internal pengurus, keluar dari lingkaran atau tetap dalam lingkaran menjadi seorang _yes man_ karena cari selamat.

"Ada banyak contoh, dimana organisasi dengan kepemimpinan yang selalu ingin menjadi _center of attention_ dengan anak buah yang apatis, tidak lebih hanya menjadi sekedar menjalankan rutinitas belaka, sementara organisasi hanya jalan di tempat," pungkasnya. ***

Editor: Abdul Muhamad Hamdani

Tags

Terkini

Terpopuler