Dukung Pertanian EWINDO Gandeng UGM dan BRIN

3 April 2023, 14:30 WIB
Terobosan nyata Ewindo dukung pertanian berkelanjutan. /Tim Purwakarta Talk

PURWAKARTA TALK - East West Seed Indonesia (EWINDO) atau dikenal dengan sebutan Cap Panah Merah, melakukan terobosan nyata dalam mendukung sektor pertanian berkelanjutan.

Perusahaan benih sayur unggul dan berkualitas ini menggandeng Universitas Gajah Mada (UGM) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mendukung pertanian berkelanjutan, baik melalui penyelamatan plasma nuftah maupun pengendalian hama dan pengembalian kesuburan tanah memalui pemanfaatan mikroba sebagai agen hayati.

Managing Director EWINDO, Glenn Pardede, mengatakan, EWINDO sudah berproduksi di Indonesia selama 33 tahun. Pabrik utamanya ada di Kabupaten Purwakarta. Saat ini, ratusan benih sayur yang diproduksi EWINDO sudah menjadi sahabat petani di nusantara.

Baca Juga: Kode Redeem FF 3 April 2023, Klaim dari Sekarang Reward Gratis!

"Saat ini, yang terus kami pikirkan adalah bagaimana kami bisa memberikan yang terbaik bagi petani. Karena, value yang penting buat perusahaan itu adalah bagaimana EWINDO menjadi sahabat petani," ujar Glenn Pardede, disela-sela acara penandatangan perjanjian kerjasama EWINDO dengan UGM dan BRIN, Jumat 31 Maret 2023.

Menurut Glenn, sebagai produsen benih sayur unggul dan berkualitas, pihaknya tidak hanya ingin mencari keuntungan dari penjualan benih tersebut. Tetapi, ada fokus besar lainnya yaitu bagaimana caranya mendukung sektor pertanian yang berkelanjutan.

Mengingat, saat ini banyak sekali tantangan yang harus dihadapi oleh petani di lapangan. Tantangan ini, tentu saja bisa menjadi faktor utama yang menyebabkan menurunnya produktivitas.

Baca Juga: Ketua PDIP Jabar Soroti Kebijakan Bupati Purwakarta yang Menyegel Rumah Ibadah

Salah satu tantangan yang harus dihadapi petani adalah perubahan iklim. Dengan perubahan iklim ini, menjadi permasalahan sendiri. Pasalnya, dengan kondisi cuaca yang tak menentu bisa mendatangkan hama penyakit yang menyerang sayuran yang ditanam oleh petani.

Selain itu, mengenai kesuburan tanah. Hal ini, harus menjadi fokus perhatian juga. Sebagus apapun benih dan pupuknya, jika tidak didukung oleh kesuburan tanah maka hasilnya tidak akan maksimal.

"Karena itu, kami menggandeng Universitas Gadjah Mada dan juga Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)," ujar Glenn.

Dengan UGM, lanjut Glenn, lebih fokus pada kerja sama perlindungan plasma nutfah asli Indonesia. Pihaknya, sudah menyerahkan sejumlah varietas sayur ke UGM, supaya ada perlindungan plasma nutfahnya.

Karena, UGM memiliki Bank Genetik (Genebank) sayuran pertama di Indonesia. Sayur yang sudah diserahkan ke UGM, seperti kacang panjang, terong dan lainnya. Dengan cara ini, diharapkan plasma nutfah yang ada bisa terlindungi dari ancaman kepunahan.

Sedangkan dengan BRIN, lanjut Glenn, kerjasamanya difokuskan pada pengembangan agen hayati mikroba atau pemanfaatan mikroba sebagai bahan utama pupuk hayati.

Baca Juga: Cegah Lahan Pertanian Berubah Fungsi, Bupati Anne Siapkan Langkah Strategis

"Kami ingin petani-petani Indonesia ini ilmu dan wawasannya lebih meningkat lagi. Mereka bisa memanfaatkan ilmu dari peneliti-peniliti kita untuk diterapkan. Sehingga, hasilnya bisa menunjang pada meningkatnya produktivitas," ujar Glenn.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama UGM, Ignatius Susatyo Wijoyo, mengatakan, UGM sangat berterimakasih dengan adanya sinergitas yang baik ini. Apalagi, kerja sama ini sudah berlangsung sejak 2016 lalu.

 

"Kerja sama ini diharapkan bisa melahirkan ketahanan pangan dan swasembada pangan kedepannya. Ini kerja sama yang positif antara lembaga penelitian, lembaga pendidikan dan perusahaan," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (PRMT) BRIN, Ahmad Fathoni, mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi langkah EWINDO yang mau menggandeng para peneliti di BRIN.

Baca Juga: Baznas Purwakarta Sediakan Cara Bayar Zakat Fitrah Online

"Kami siap membantu untuk keberlangsungan sektor pertanian di Indonesia," Kepala Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (PRMT) BRIN, Ahmad Fathoni.

Menurut Ahmad Fathoni, sebenarnya sangat banyak yang bisa dikerjasamakan dengan BRIN. Salah satunya, soal mikroba menjadi pupuk hayati. Supaya, lahan-lahan pertanian di Indonesia kembali subur dengan pemanfaatan hasil riset mikroba yang lebih luasnya adalah pupuk hayati. ***

Editor: M Adam Hidayat

Tags

Terkini

Terpopuler