Habib Jafar Menjawab: Bagaimana Islam Memandang Praktek Perdukunan Atau Sihir?

- 27 September 2022, 08:22 WIB
Habib Jafar soroti soal gonjang-ganjing perdukunan yang belakangan ini ramai.
Habib Jafar soroti soal gonjang-ganjing perdukunan yang belakangan ini ramai. /YouTube/Jeda Nulis/

 

PURWAKARTA TALK – Praktek perdukunan bukanlah hal yang baru dalam Islam, di zaman dulu sebelum Islam datang dan di zaman Nabi Muhammad, praktek tersebut sudah ada.

Habib Jafar mengatakan, praktek perdukunan atau sihir tersebut juga dijelaskan dalam Al Quran, misalnya dalam surat Al Baqarah ayat 102 dan Al Falaq ayat 4.

Tafsiran surat yang pertama menurut Habib Jafar, Tuhan menjelaskan bahwa ada praktek perdukunan yang mempunyai tugas khusus yaitu memisahkan pasangan yang sudah menikah dengan perceraian.

Lalu, dalam surat Al Falaq ayat 4, Habib Jafar menjelaskan bahwa ayat itu bercerita tentang nenek sihir yang meniupkan semacam benang sebagai bentuk praktek perdukunan atau sihir.

Baca Juga: Pasca Digugat Cerai Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi Justru Berhasil Mempersatukan Keluarga yang Terpisah

Dalam contoh lain, Firaun juga menggunakan sihir, tapi bisa dilawan oleh Nabi Musa, sebab beliau hanya bersandar pada Dzat Yang Maha Segalanya.

Habib Jafar mengungkapkan, semua bentuk sihir akan kandas jika kita selalu berlindung kepada Tuhan yang merupakan Sang Pencipta Jin yang bersekongkol dengan manusia tersesat atau dukun.

Seperti firman Tuhan dalam surat Al Falaq ayat 1, “Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar)”.

Sederhananya, jika ingin aman dari serangan dukun atau sihir, maka mendekatlah kepada Tuhan.

Menurut Habib Jafar, orang yang percaya kepada dukun bukan hanya mendapat dosa tapi juga merupakan orang bodoh.

Baca Juga: Kapolda Jateg Tegaskan, Ledakan di Asrama Polisi Diduga Berisi Bahan Petasan

Dalam riwayat Muslim, Nabi berkata bahwa jika ada orang yang percaya kepada dukun, maka sholatnya tidak akan diterima selama 40 hari.

Bahkan dalam riwayat Imam Ahmad lebih tegas lagi, siapa yang percaya kepada dukun, sihir, peramal, atau sejenisnya, maka dia telah kufur atau menentang ketetapan Al Quran.

Dalam surat An Nisa ayat 120, orang yang percaya kepada dukun bukan hanya mendapat dosa, tapi disebut orang bodoh karena sifat setan adalah pembohong.

Baca Juga: Bursa Musda KNPI Purwakarta, Hanya Dua Kandidat Bakal Calon yang Memenuhi Syarat

Habib Jafar juga menerangkan, kita boleh percaya kepada hal-hal gaib asalkan bersumber dari Tuhan atau dari orang-orang yang diperkenankan oleh Tuhan, seperti para Nabi dan orang-orang saleh kekasih Tuhan.

Karena itu, mukjizat yang paling agung bukanlah sesuatu yang gaib yang didapat sejumlah Nabi.

Mukjizat tersebut adalah mukjizat Nabi Muhammad, yaitu Al Quran yang isinya adalah segala macam ilmu pengetahuan.***

Editor: Abdul Muit


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x