Tekan Angka Stunting, Pemkab Purwakarta Kolaborasi dengan EWINDO

- 28 Desember 2023, 14:26 WIB
Pemkab Purwakarta terus berupaya menekan angka stunting yang hingga kini masih cukup tinggi.
Pemkab Purwakarta terus berupaya menekan angka stunting yang hingga kini masih cukup tinggi. /TIM PR Purwakarta

PR PURWAKARTA - Pemkab Purwakarta, Jawa Barat, menjadi salah satu daerah di Indonesia yang fokus melakulan penanganan stunting. Pasalnya angka stunting di Purwakarta saat ini masih di kisaran 21,8 persen.

Untuk menurunkan angka tersebut, Pemkab Purwakarta terus berupaya berkolaborasi dengan berbagai intansi diantaranya produsen penyedia benih sayur unggulan, PT East West Seed Indonesia (EWINDO).

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Purwakarta, Norman Nugraha mengatakan, sesuai arahan dari pemerintah pusat kasus stunting di setiap daerah harus bisa ditekan hingga 14 persen pada tahun 2024 mendatang. Untuk itu, di tahun depan jajarannya harus bekerja ekstra keras dalam penanganan stunting tersebut.

Baca Juga: Kadisdik Purwanto Resmikan Bale Diklat Guru Tri Tangtu PGRI Purwakarta

"Penanganan stunting, sampai saat ini masih terus kami lakukan secara 'guyub' hingga tingkat desa. Kami juga haturkan terima kasih, untuk pihak-pihak yang selama ini ikut andil dalam upaya tersebut," kata Norman, pada Kamis 28 Desember 2023, dalam acara EWINDO peduli pekerjaan sejak dini di Desa Sukatani, Kecamatan Sukatani.

Lebih lanjut dia menyampaikan, untuk menekan angka stunting ini pekerjaan pemerintah memang masih berat di tahun 2024 nanti. Pravalensi stunting kita masih di angka 21,8 persen. Sedangkan target pemerintah itu di angka 14 persen.

“Dengan demikian, penurunannya harus 7 persen. Ini sangat berat, jika semua elemen tidak ikut terlibat dalam upaya penurunan stunting ini,” katanya.

“Sudah saatnya, pemerintah menggerakkan juga masyarakat untuk melek stunting. Supaya, jika ada kasus ini ataupun kasus baru bisa segera teratasi,” ujarnya.

Baca Juga: Kenali Yuk, 5 Jenis Surat Suara Pemilu 14 Februari 2024

Norman meminta, seluruh lapisan masyarakat bisa menyelaraskan dan bergandengan tangan dengan pemerintah dalam mengatasi stunting ini. Oleh karena itu, sangat mengapresiasi peran swasta dalam hal ini EWINDO yang turut berkontribusi dalam upaya penurunan stunting di Kabupaten Purwakarta.

“Mari kita bersama-sama merempug masalah stunting ini, karena target penurunannya cukup besar sampai 7 persen. Kalau tahun depan tak sesuai target, minimalnya angka prevalensi di kita bisa turun,” ujar Norman.

Adapun prinsip pencegahan stunting ini, lanjut Norman, meliputi, pencegahan primer yakni setiap satu bulan sekali bayi dan balita ditimbang ke posyandu. Perhatikan asupan ASI/MPASI dan makanan keluarga yang berbasis protein hewani.

Kemudian, pencegahan sekunder. Jika ada balita yang stunting segera dibawa ke dokter di puskesmas. Tujuannya, mendeteksi apakah balita itu memiliki penyakit bawaan atau tidak.

"Jika diketahui sudah ke pencegahan sekunder, berarti akan apakah balita itu mengalami kurang gizi atau gizi buruk. Pada bagian ini akan disarankan untuk terapi nutrisi," jelas Norman.

Kemudian, pencegahan ketiga yakni pencegahan dokter spesialis anak di RSUD. Jika sudah masuk kategori ini, maka perlakuan terhadap bayi dan balitanya akan berbeda. Sesuai prosedur yang berlaku.

Baca Juga: Pemerintah Targetkan 2030 Sebanyak 15 Juta Unit Kendaraan Listrik Mengaspal di Indonesia

Pihaknya berharap, dengan semua pihak bergandengan tangan dan selaras untuk sama-sama menurunkan prevalensi stunting. Serta, mencegah munculnya kasus baru.

EWINDO Peduli Stunting

Pada kesempata itu, Sekretaris Perusahaan EWINDO, Faisal Reza menyampaikam, selama ini perusahaannya turun andil dalam penanganan stunting. Salah satu upayanya, dengan mendorong minat masyarakat agar gemar mengonsumsi sayuran.

“Selain itu, kami juga ikut membantu masyarakat untuk mengembangkan jenis sayuran yang mudah ditanam. Kami mendukung dari sisi pendampingan, bantuan penyediaan benih, penyuluhan dan sebagai pemanduan dalam perbenihan juga terkait konsep Urban Farming,” kata Faisal.

Menurut Faisal, selama ini masyarakat Indonesia masih terlalu fokus dengan asupan karbohidrat. Padahal, kandungan nutrisi dari sayuran juga sangat diperlukan untuk asupan makanan. Oleh karena itu, hal ini masih perlu diperkenalkan kepada masyarakat.

Baca Juga: Bawaslu Purwakarta Ajak Semua Pihak Laporkan Peserta Pemilu yang Langgar Aturan Kampanye

"Apalagi, secara fakta tingkat konsumsi sayuran di Indonesia itu salah satu yang paling rendah di dunia," katanya.

Dengan demikian, keinginan perusahaannya agar konsumsi sayuran di masyarakat Indonesia bisa meningkat. Ini juga menjadi bagian dari ikhtiar jajarannya untuk menekan angka stunting melalui penyediaan nutrisi yang bersumber dari sayuran.

Baca Juga: Bawaslu RI Dalami Temuan PPATK Transaksi Janggal Massa Kampanye

Faisal menambahkan, salah satu kerja sama yang telah dilakukan, yakni dengan pemerintah Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta. Sejauh ini, beberapa jenis sayuran telah dikembangkan di daerah tersebut.

"Upaya kami, lebih kepada mengajak masyarakat untuk kembali gemar berocok menanam. Tak perlu lahan luas, karena bisa dengan menggunakan konsep urban farming. Dan kita juga bantu edukasi bagaimana cara menanam sayuran yang murah yang mudah melalui yang kita sebut dengan Urban farming tidak membutuhkan lahan yang besar,” simpulnya. ***

Editor: Abdul Mu'it


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah