Network
PURWAKARTA TALK - Menjelang akhir tahun 2000 elit politik yang kecewa dengan berbagai kebijakan dan manuver yang dibuat oleh presiden Abdurrahman Wahid atau yang dikenal dengan nama Gus Dur mulai mengkritik dan mengungkapkan kekecewaannya terhadap Gus Dur yang saat itu menjabat sebagai Presiden.
Salah satu elit politik pada masa pemerintahan Gus Dur yang kecewa saat itu adalah ketua MPR, Amien Rais. Ia mengungkapkan bahwa menyesal telah mendukung Kyai Haji Abdurrahman Wahid sebagai presiden.
Setahun sebelumnya bahkan sejumlah politisi atau kelompok yang mengkritik kinerja presiden Abdurrahman Wahid juga mulai dimuat di berbagai media massa yang dijadikan alat propaganda untuk melemahkan presiden Abdurrahman Wahid.
Baca Juga: Haji Faisal Merasa Difitnah, Medina Zein Ketemu Doddy Sudrajat : Fine-fine Aja
Baca Juga: Buya Yahya Bagikan Cara Berhubungan Suami Istri yang Disunnahkan Rasulullah SAW
Tidak berhenti disitu beberapa media massa misalnya juga membuat survei untuk melakukan framing bahwa kinerja Gus Dur sebagai Presiden jauh dari yang diharapkan dan menyatakan bahwa mundurnya presiden Abdurrahman Wahid merupakan tuntutan akal sehat.
Selain berbagai pihak yang kerap mencoba menjatuhkan Gus Dur dengan berbagai propaganda dan drama politik dalam sebuah pemerintahan berbagai partai dan organisasi massa juga kerap mencoba menjatuhkan Gus Dur dengan berbagai strategi salah satunya yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP.
Partai yang dikenal dengan partai banteng yang mulanya mendukung pemerintahan Gus Dur tidak lama kemudian partai ini juga kerap menggalang massa dalam sebuah fraksi DPR yang bertujuan untuk menjatuhkan Gus Dur sebagai presiden.
Baca Juga: Persib Menang Bukan karena Main Bagus, Tapi Gara-Gara Kiper Persita Blunder?
Sebagaimana yang termaktub dalam hukum untuk menjerat Gusdur gerakan PDIP di DPR mengorganisir apa yang dinamakannya sebagai pertemuan informal anggota-anggota DPR yang sepaham.
