Cek Fakta: Beredar Kabar Swab Test Bisa Merusak Otak

15 Agustus 2020, 12:11 WIB
Ilustrasi Swab Test.* /Humas Pemkot Bandung/

PR PURWAKARTA – Covid-19 atau virus corona hingga saat ini masih melanda sebagian wilayah dunia termasuk Indonesia.

Covid-19 merupakan salah satu virus yang dapat menular lewat udara.

Sejak diduga pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok pada akhir tahun 2019 silam, jumlah kasus positif virus corona di dunia terus mengalami peningkatan.

Baca Juga: Volkswagen Mulai Produksi Mobil Listrik dan Paket Baterai di AS

Selama masa pandemi, banyak informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya alias hoaks khususnya yang berkaitan dengan virus corona.

Terbaru, beredar kabar yang menghebohkan media sosial Facebook dan Twitter tentang swab test Covid-19 bisa merusak otak.

Berdasarkan penelusuran yang dikutip oleh pikiranrakyat-purwakarta.com dari akun resmi Instagram Jabar Saber Hoaks, terdapat artikel dari BBC dengan judul 'Coronavirus tests: Swabs don't damage the brain and other claims fact-checked'.

Baca Juga: 'Mulan' Siap Tayang di Disney Plus

Artikel itu telah diunggah oleh BBC pada 18 Juli 2020 silam.

Dalam artikel itu, disebutkan swab test Covid-19 tidak bisa merusak otak.

"Otak memiliki banyak lapisan perlindungan. Pertama dan yang paling jelas adalah tengkorak yang melindunginya. Otak juga terbungkus dalam membran pelindung," tulis BBC.

Baca Juga: TikTok Dituding Ambil Data Pengguna

Selain itu, BBC juga mengambil penjelasan dari anggota komite British Neuroscience Association (BNA).

Dalam keterangannya, dirinya menyebut swab test sangat aman untuk dilakukan.

"Swab test tidak bisa mencapai penghalang darah otak tanpa kekuatan yang besar. Sebab, masih ada beberapa lapisan jaringan dan tulang. Kami juga belum menemukan adanya kasus dari swab test dalam praktik neurologi kami," katanya.

Baca Juga: Tak Disinggung dalam Pidato Kenegaraan, Joko Widodo Dinilai Abai Soal PJJ

Atas hasil penelusuran tersebut narasi yang menyebutkan swab test bisa merusak otak masuk dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.***

Editor: Billy Mulya Putra

Tags

Terkini

Terpopuler