RSUD Bayu Asih Purwakarta Diduga Tolak Pasien Bayi Prematur yang Butuh Pertolongan Medis

15 April 2024, 14:43 WIB
RSUD Bayu Asih Kabupaten Purwakarta. /Sinarjabar.com/

PR PURWAKARTA - Seorang warga mengeluhkan pelayanan di RSUD Bayu Asih yang diduga menolak memberikan pelayanan medis terhadap bayi yang baru lahir secara prematur.

Bayi laki-laki tersebut diketahui lahir pada hari Minggu sekitar pukul 19.00 di salah satu bidan di daerah Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari. Kemudian setelah bayi tersebut lahir, sang bidan menyarankan kepada kedua orangtuanya untuk membawa bayi mereka ke rumah sakit untuk dilakukan penanganan medis.

Kemudian Robiansyah, sang ayah dari bayi tersebut membawa sang anak ke salah satu rumah sakit swasta di Purwakarta, namun tak sempat dilakukan perawatan karena kondisi rumah sakit tersebut benar-benar sedang penuh.

Baca Juga: Warga Purwakarta yang Bekerja di PT Renerpha Energi Utama Keluhkan Upah Dibayar Murah

Dia mengatakan bahwa setelah sang anak dilarikan ke rumah sakit swasta tersebut, dirinya langsung membawa sang bayi ke RSUD Bayu Asih. 

Namun saat sampai dan akan dibawa ke ruang IGD RSUD Bayu Asih pada Senin 15 April 2024, sekitar pukul 03.00 wib malah mendapat penolakan oleh petugas rumah sakit dengan alasan ruangan penuh.

"Waktu dibawa ke rumah sakit Abdul Radjak walaupun ruangan penuh tetap dilayani. Tapi disini (RSUD Bayu Asih) jangankan dilayani, ditanya sakit apa juga engga malah langsung ditolak," kata Robiansyah, Senin 15 April 2024.

Baca Juga: Heboh, Ada Pungli di Masjid Raya Al Jabbar Bandung

Saat itu, terjadi perdebatan antara pihak keluarga bayi dan petugas RSUD Bayu Asih yang akhirnya sang bayi dapat diperiksa suster dan ditangani oleh dokter.

Namun, menurut Robiansyah, proses ini tidak berjalan dengan lancar. Mereka masih harus berdebat lagi dengan petugas untuk mendapatkan perhatian yang seharusnya diberikan kepada sang bayi. 

"Ya, kami masih harus berdebat lagi, baru kemudian bayi kami diperiksa oleh dokter dan ditangani di IGD. Namun, menurut mereka, ruangan tetap penuh. Aneh, bagaimana mungkin ruangan bayi juga penuh semua?" ungkapnya.

Setelah bayi ditangani, kata Robi, kemudian pihak RSUD Bayu Asih menyarankan agar bayi tersebut dilarikan lagi ke rumah sakit lain.

"Kami juga harus bayar pelayanan IGD dikasir sebesar Rp 113 ribu,"ungkapnya.

Keluhan ini tentu saja menuai banyak kecaman dari masyarakat. Pelayanan yang buruk dan tidak manusiawi seperti ini seharusnya tidak terjadi di rumah sakit yang seharusnya menjadi tempat untuk menyelamatkan nyawa. 

Sebagai lembaga pelayanan kesehatan yang dipercaya oleh masyarakat, RSUD Bayu Asih seharusnya dapat memberikan pelayanan yang prima dan tidak membedakan antara pasien yang datang.

Sang ayah juga menambahkan, bahwa pihak RSUD Bayu Asih seharusnya dapat memiliki sistem yang lebih baik dalam menangani pasien yang membutuhkan perawatan darurat. 

"Tidak seharusnya ada alasan ruangan penuh untuk menolak pasien yang membutuhkan pertolongan," ucapnya.

Sementara hingga berita ini dimuat, belum ada keterangan yang didapat dari pihak RSUD Bayu Asih.***

Editor: Aik Hakiki

Tags

Terkini

Terpopuler