Jejak Kebaikan Eril, Mulai dari Petikan Surat hingga Ingatan Sang Guru

13 Juni 2022, 17:23 WIB
Emmeril Khan Mumtadz atau Eril sudah dimakamkan di Cimaung, Kabupaten Bandung /

PURWAKARTA TALK - Sungai Aare, Bern, Swiss menjadi awal persemayaman almarhum Emmeril Kahn Mumtadz alias Eril, pada 26 Mei 2022.

Jutaan doa mengiringi kepergian putra sulung dari pasangan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya tersebut, sejak awal berita kehilangannya hingga saat hari pemakamannya, pada Senin, 13 Juni 2022.

Bukan hanya keluarga dan sanak saudara yang merasakan kepedihan atas kepergian Eril. Seluruh lapisan masyarakat pun turut berempati dan berbelasungkawa.

Baca Juga: Catat! Berikut Jadwal Operasi Patuh Lodaya 2022 di Purwakarta

Media sosial dibanjiri berita tentang Eril. Tokoh publik pun beramai ramai memposting panjatan doa, puisi, dan surat untuk putra Gubernur Jawa Barat tersebut.

Inilah beberapa jejak kebaikan yang telah ditanam oleh almarhum Eril, mengabadi dalam tulisan.

Dikutip dari laman IG @jaberzillenial, diketahui Eril tergabung di komunitas "Jaberzillenial" dan tanpa henti menebar kebaikan selama 2 tahun.

Baca Juga: Azankan Jenazah Eril, Ini Profil dan Biodata Qori Muzammil Hasballah

"Seseorang yang amat baik dan ceria" dari cuplikan surat yang dipersembahkan komunitas Jaberzillenial untuk Eril.

Simak isi surat selangkapnya:

"Surat Untukmu"

"Ada seseorang yang ingin kami ceritakan kepada sebanyak banyaknya manusia di dunia.

Tentang seseorang yang amat baik dan ceria, selalu membuat kami bertahan untuk tidak meredup.

Sosok pemimpin yang mengagumkan.

Mengajarkan kepada kami tentang berbagi senyum kepada sekitar dalam balutan kebersamaan.

Kami ingin namanya hidup selamanya dengan amat baik. Karena hidupnya berhasil menghidupkan hidup hidup lainnya, seperti hidup kami.

Tetap bertahan dan teruslah hidup. Perjuanganmu tak akan dibiarkan redup,"

Baca Juga: Bukan Y2mate, Ini Cara Download MP3 YouTube Mudah via Clip Converter

Sementara itu, ada juga untaian kata-kata untuk Eril dari IG @h.hermansuherman

Jutaan doa dipanjatkan. Kepada sang pemilik alam. Akhirnya engkau ditemukan, oleh seorang guru. Di mana ke tempat itu engkau berniat mencari ilmu.

Tubuhmu utuh tidak kekurangan. Jasadmu harum semerbak wewangian. Jasadmu dijaga amal ibadahmu. Husnul khotimah akhir perjalananmu.

Eril, saatnya engkau ke tempat peraduan. Dimakamkan di tempat ayah bundamu persiapkan. Saatnya engkau menikmati kebahagiaan. Semoga Allah memberikan perlindungan dan penjagaan.

Eril, doa kami warga Cianjur selalu tercurah untukmu. Untuk kedua orang tuamu yang selalu menginsfirasi kami. Selamat jalan Emmeril Kahn Mumtadz.

Emmeril Kahn Mumtadz ternyata sosok kakak yang baik.

Simak tuturnya ketika dulu Eril di wawancarai.

"Kalau misalnya lulus tuh kemungkinan saya mau off S2 dulu. Kerja dulu sebentar. Sebenarnya ada plan gitu sama keluarga gitukan. Jadi adik saya ini mau kuliah di luar negeri. Tapi syarat satu begitu, harus ada yang nemenin. Jadi harapannya tuh aku nemenin di luar negeri. Pengen di sana bareng. Makannya ada waktu setahun. Masih takutlah gitu kalau misalnya sendirian," tutur almarhum Eril.

Baca Juga: Digelar Mulai Besok, Ini Jadwal Lengkap Indonesia Open 2022

Beginilah tutur salah satu guru keluarga besar Ridwan Kamil tentang bagaimana Eril.

Dikutip dari laman IG @friendmuslim.id

"Saya gurunya keluarga kang Emil, baik ya dan juga guru keluarga besarnya. Insya Allah sejak usia sebelas tahun dia sudah merenungkan tentang air dan Q.S 11:7 wakaana arsyuhu alal maa (Allah menguasai yang ada di perairan)

Itu sudah menjadi perenungannya sejak usia sebelas tahun di Masjid Kota Baru Parahyangan dia menatap satu batu dengan tulisan Allah, di bawahnya ada airnya.
Itu sudah dia renungkan dan ingin sekali mengetahui bagaimana Arasy Allah yang ada di air.

Anak yang hebat, anak yang berdedikasi, berbakti kepada orang tua. Semoga husnul khotimah."

Diyakini kepergiannya insya Allah syahid berdasarkan hadis Rasulullah sallallahu alaihi wasallam

Baca Juga: Cegah PMK, 70 Petugas Pemeriksa Hewan dan Tim Satgas Diterjunkan di Purwakarta

"Siapa yang terbunuh di jalan Allah, dia syahid. Siapa yang mati (tanpa dibunuh) di jalan Allah dia syahid. Siapa yang mati karena wabah penyakit Tha'un dia syahid. Siapa yang mati karena sakit perut dia syahid. Siapa yang mati karena tenggelam, dia syahid." HR. Muslim 1915. ***

Editor: M Adam Hidayat

Tags

Terkini

Terpopuler