"Lahirlah talenta-talenta berbakat seperti Lantang, Atmini, Pella, Kaligis, dan Rukijah," kata Akmal Marhali, menyebut sejumlah pesepakbola putri Indonesia zaman dahulu.
Sayangnya, Galanita dibubarkan pada 1993. "Diganti dengan hanya sebatas turnamen dengan durasi waktu paling lama sebulan. Itu juga tidak rutin," katanya.
Baca Juga: Borneo FC Kaget Rifad Marassabessy Kena Sanksi Usai Tendang Pemain Persib Bandung
Menurut dia, hal ini yang membuat potensi sepakbola putri Indonesia yang cukup besar akhirnya terkerdilkan. "Tanpa ada pembinaan, sulit menghasillan pemain berkualitas," imbuh Akmal Marhali.