Network
PURWAKARTA TALK - Pada tanggal 1 Februari tahun 2001 DPR melakukan sidang dan mengeluarkan nota terhadap presiden Abdurrahman Wahid.
Nota yang dikeluarkan oleh DPR ini berisi tentang keputusan untuk melakukan sidang istimewa dimana pencopotan presiden dapat dilakukan. Bahkan, koalisi poros tengah yang semula mendukung Gus Dur dalam pemilihan presiden tahun 1999 lama-kelamaan juga ikut menyetujui tentang nota yang dikeluarkan oleh DPR.
Dalam sidang ini anggota Fraksi dari partai kebangkitan bangsa atau PKB Walk Out dan memprotes keputusan DPR.
Baca Juga: Cerita Kemunduran Presiden Gus Dur Part I
Berita tentang pencopotan Gus Dur sebagai presiden mengundang protes kuat dari kalangan Nahdiyin. Tidak hanya warga NU berbagai organisasi yang mendukung Gus Dur juga ikut melakukan protes.
Di Surabaya misalnya warga NU melakukan protes yang dilakukan di kantor DPW Partai Golkar mobil walaupun Gus Dur sudah berusaha untuk meredakan amarah para pendukungnya namun protes dan dukungan terhadap presiden Abdurrahman Wahid terus berdatangan dari berbagai organisasi termasuk warga NU.
Sampai-sampai sejumlah kelompok menyatakan siap mati demi mempertahankan Gus Dur sebagai Presiden.
Baca Juga: 2 Cara Download Video TikTok Menjadi MP4 Tanpa Watermark Lewat Aplikasi SSSTIKTOK dan SnapTik
Akibat keputusan rapat yang dikeluarkan oleh DPR ini membuat Gusdur mengambil tindakan tegas. Akhirnya presiden Abdurrahman Wahid mencopot dua menteri ekaligus yang dianggapnya memberontak yakni Menteri Kehakiman dan hak asasi manusia Yusril izha Mahendra Yang mengumkan permintaan agar presiden Abdurrahman Wahid mundur dan Menteri Kehutanan dari Partai Keadilan Nurmahmudi Ismail yang dibebastugaskan karena dianggap tidak dapat mengendalikan Partai Keadilan yang saat itu ikut mendukung upaya pelengseran Gus Dur .
Disisi lain, keputusan akhir pencopotan dua menteri ini disikapi sangat hati-hati oleh wakil Presiden Megawati Soekarno Putri.
