Makna Baju Adat yang Dipakai Presiden Jokowi, Ketua DPR dan Para Menteri Momen HUT RI ke 77

17 Agustus 2022, 17:48 WIB
Presiden Jokowi Kenakan Baju Adat Buton Pada HUT ke-77 Kemerdekaan RI 2022 /

PURWAKARTA TALK - Semarak Hari Ulang Tahun  Republik Indonesia HUT RI Ke 77 di hari Kemerdekaan pada 17 Agustus 2022.

Kali ini akan membahas fiolosofi makna dan arti pakaian baju adat yang dikenakan Presiden Joko Widodo dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) hingga Menteri Kabinet Indonesia Maju saat memeringati HUT ke 77.

Seperti diketahui  Presiden Joko Widodo dan Ketua DPR serta para Menteri Kabinet Indonesia Maju terlihat saat Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Hari Ulang Tahun Republik Indonesia dengan sebutan HUT RI ke 77 mengenakan baju adat. 

Dirangkum dari berbagai sumber pada 17 Agustus 2022, berikut filosofi makna dan arti baju adat yang dikenakan Presiden Joko Widodo, Ketua DPR dan Menteri Kabinet Indonesia maju. 

Baca Juga: Link Nonton Video dan Lirik Joko Tingkir Ngombe Dawet, Lagu Pesanan Jokowi Gagal Dinyanyikan Farel Prayoga

Berikut filosofi makna dan arti baju adat yang dipakai Presiden, Ketua DPR dan Menteri kabinet Indonesia Maju. 

Pakaian baju adat Dolomani dari Buton Provinsi Sulawesi Tenggara yang dipakai Presiden Joko Widodo saat upacara HUT RI ke-77.

Dolomani adalah merupakan pakaian kebesaran Sultan Buton saat menghadiri upacara-upacara resmi Kesultanan Buton.

Namun Presiden Jokowi pada saat upacara HUT RI Ke 77 mengenakan pakaian baju adat Dolamani dari buton dengan berwarna merah yang dilengkapi baju dalaman berwarna putih, serta sarung dan kopiah merah. 

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat  Republik Indonesia (DPR RI) Puan Maharani mengenakan baju Kebaya model Kartini saat Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia maknanya adalah. 

Baca Juga: Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika Tampil Anggun pada Upacara Bendera HUT RI ke 77

Kebaya karya Perancang Busana Didiet Maulana punya makna tersendiri, Kebaya Kartini berwarna abu-abu

Model kebaya berpotongan kerah V tersebut populer karena tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia, RA Kartini, sering memakainya.

Didiet mengatakan kebaya ini kemudian beradaptasi pada beberapa daerah di Indonesia dengan panjang yang beraneka rupa. 

“Warna abu-abu muda memberikan nuansa keseimbangan, sebuah warna yang menjembatani hitam dan putih,” kata Didiet.

Dijelaskannya dilengkapi dengan bawahan kain Batik Tulis Gentongan. Kain batik tersebut dibuat di Tanjung Bumi, sebuah kecamatan di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. 

“Pembuatan kain batik ini diselesaikan dalam waktu 1 tahun. Setelah dibatik, kain kemudian direndam dalam gentong tanah liat sampai bisa 40 hari lamanya. Proses rendaman di dalam gentong diyakini bisa menambah pesona kain batik,” jelas Didiet.

Dengan selendang berwarna merah yang tersemat di pundak yang banyak mengadopsi estetika dan kekayaan budaya Nusantara dalam karya-karyanya itu menerangkan maknanya.


Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan istri, Elizabeth Thohir, kompak mengenakan pakaian adat dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT),  saat upacara HUT RI ke 77 yang memiliki arti. 

Menurut Erick pakaian adat Pulau Rote memiliki pesan kuat yang selaras dengan upaya pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional.

"Kita memakai pakaian adat dari Pulau Rote, NTT, yang artinya kewibawaan dan juga kepercayaan," ujar Erick. 

Menteri BUMN itu menilai kewibawaan dan kepercayaan merupakan hal yang sejalan dengan tema G20 yang mana Indonesia berwibawa dan dipercaya oleh dunia.

Namun berbeda dengan Menteri Johnny G Plate pada saat memimpin upacara peringatan ulang tahun ke 77 Kemerdekaan Republik Indonesia di lingkungan Kementerian Kominfo. 

Baca Juga: Master Limbad Diterima Gus Samsudin, Namun ada Syaratnya!

Menteri Johnny mengenakan busana adat Bajawa dari Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Johnny menjelaskan pakaian busana adat Bajawa yang dikenakan merupakan pakaian kebesaran di Kabupaten Ngada Pulau Flores Provinsi NTT.

"Kali ini saya menggunakan pakaian para tokoh adat. Salah satunya, kepala suku yang disebut dengan musalaki tanah Nabi. Dalam satu struktur masyarakat Ngada, mereka yang memiliki kewenangan penguasaan dan pengelolaan lahan untuk kesejahteraan masyarakat lokal," Menkominfo menjelaskan. 

Busana yang dikenakan Menkominfo dikenal dengan sapu-lu'e, sebutan busana adat Bajawa Ngada untuk laki-laki. Dengan destar kepala berwarna coklat tua yang disebut boku.  ***

 

Editor: Abdul Muit

Tags

Terkini

Terpopuler